Thursday, January 24, 2013

Cuaca Hati: Malam Berbintang


Suara gemuruh air membangunkanku. Ya, aku ingat sejak 1 hari yang lalu aku sudah berada di sini. Tinggal bersama alam, hanya terhalangi oleh kain tenda tempat ku berada sekarang. Dingin. Malam yang sangat dingin. Sebuah jaket tebal pun tak mampu menghalau dingin ini. Dingin nya malam, dan perasaanku. Aku bergegas keluar tenda untuk menikmati malam ini. Ketika aku melihat jam tanganku, ternyata sekarang sudah pukul 1 pagi. Suara-suara binatang malam menghibur telinga. Membuat sebuah irama ceria yang membuat hati gembira. Bau rumput yang basah karena hujan tadi sore membuncah di penciuman. Wangi yang khas. Selalu membuatku semangat, dan berangan tentang impian masa depan.
     Sesuatu yang menakjubkan terlihat ketika ku menengadahkan kepala, sekumpulan bintang-bintang yang indah. Membuat ku bersyukur betapa baik nya tuhan menciptakan seluruh dunia dengan indahnya. Termasuk bukit di belakang ku. Bukit yang selalu saja ku kunjungi jikalau pergi ke rumah alam ini. Sesuatu yang sangat ingin ku bagi dengan seseorang. Namun, ketika ku beranjak ke arah bukit, aku melihat sebuah bayangan. Bayangan yang sangat ku kenal. Yang selama ini membuat jantungku berdebar kencang…
“Marvel?”
Ia berbalik. Dan saat itu juga aku melihat sepasang mata yang memantulkan sinar bulan malam itu.
“Luna? Sedang apa kamu? Ini kan sudah larut malam?”
“Seharusnya aku yang bertanya pada mu. Apa yang kamu lakukan di bukit ini?”
“aku sedang memandangi bintang-bintang. Aku tahu ini terlalu ‘cewek’ tapi ini membuatku tenang”
“Ya, itu benar sekali. Aku juga sangat suka bukit ini. Bintang-bintang terlihat jelas, tidak seperti dirumah ku.”
“Kalau begitu, kita bisa melihat bintang sama-sama malam ini. Ayo sini!” ujarnya sambil menepuk tempat di sampingnya. Tadinya aku ingin kembali ke kemah saja, karena sangat tidak enak sekali berbagi tempat dengan orang lain seperti ini. Tapi pesona bintang tidak mampu membuatku tega untuk melewatkan pemandangan malam ini. Aku pun terduduk.
“Kamu tahu lun?” Ujarnya memecah keheningan.
“ya?”
“Kamu lihat bintang yang paling terang itu? Kamu tahu itu bintang apa?”
“tentu aku tahu. Itu bintang favorite ku. Bintang Sirius, bintang yang paling terang yang terlihat dari muka bumi setelah matahari. Iya kan?”
“exactly! Kamu tahu? Terang bintang itu seperti memberi ku semangat bahwa kita pun bisa tetap dekat dengan orang yang kita sukai walaupun di sisi dia masih ada orang yang lebih baik menurut dia”
“Umm, apakah yang kamu maksud itu penggemar rahasia?”
“Yap. Tapi terkadang sebenarnya kita memberi perhatian kepada orang itu secara terang-terangan. Tapi orang itu tidak menghiraukan-nya karena menurut dia ada orang yang lebih dia perhatikan, walaupun orang yang dia perhatikan itu gak melakukan yang sama”
“Cukup Rumit”
“Memang. Begitulah Hidup Lun” Marvel benar.
“Lun?” Suara Marvel memecah keheningan sesaat tadi.
“mm?”
“Kamu denger suara katak itu?”
“Maksud kamu katak yang mana? Semua katak bernyanyi malam ini”
“Ya kamu benar. Tapi kamu dengar suara yang paling nyaring diantara semuanya itu?”
“iya, aku dengar. Katak apa itu?”
“Itu katak kolam. Dia tak terlihat, tapi suara nya paling keras diantara semuanya. Padahal ia ada di dekat kita”
“Let me guess, seperti orang yang sangat perhatian pada seseorang yang ia sayang, namun orang itu tidak menyadari nya, padahal orang itu dekat dengan-nya. Rite?”
“Bener banget. Kamu tahu Lun, alam mengajarkan kita berbagai filosofi hidup. Itulah salah satu alas an mengapa aku sangat mencintai alam”
Akupun terdiam. Ia memang benar. Aku tak menyangka orang seperti Marvel juga mengerti hal seperti ini. Tapi sungguh, Ia terlihat berbeda di bawah sinar bintang-bintang. Tatapan matanya seperti berkilauan menandakan sesuatu.
“Marvel?”
Lalu ia pun menoleh. Masih dengan senyum-nya yang khas itu.
“filosofi yang kamu katakan tadi sebenarnya adalah pengalaman kamu sendiri. Yakan?”
“Maybe yes Maybe no” Jawab nya lalu sambil  mengerling jail ke arahku.
“please, I’m serious vel.”
“Ok, Jika kamu ingin tahu. Selama kita dan yang lain bersama-sama selama seminggu ini sebenarnya ada seorang cewek yang menghantui fikiranku.”
Deg. Deg. Apakah itu aku?
“Who’s that?”
“She’s Anna. Aku selalu memikirkan kenapa dia tidak ikut petualangan ini Lun. Padahal aku ingin selalu bersamanya…
Dan harapan-ku pun terbang bersama hembusan kabut malam yang menghalangi cahaya bintang diatas sana….

No comments:

Post a Comment