Aku selalu bingung. Bingung apa yang harus aku lakukan ketika
dia tiba-tiba pergi. Dia bilang dia tidak akan pernah pergi meninggalkan-ku.
Dia bilang dia akan selalu ada untuk-ku. Tapi hujan sore hari waktu itu,
menjadi saksi bahwa dia mengingkari janjinya.
“Maafkan aku. Mary benar-benar membutuh-kan ku. Kurasa kamu
bisa pulang sendiri kan? Bye”
Hanya itu. Lalu dia pergi meninggalkan-ku dengan mudahnya.
Meninggalkan-ku di depan toko kue tempat favorite kita berdua. Dalam keadaan
basah. Tidak-kah dia sedikit berfikir tentang aku? Yang selalu dia utama-kan
adalah perempuan itu. Selalu saja perempuan itu.
Ada 2 pilihan untuk-ku lakukan sore hari ini. Pertama, Diam,
menunggu hujan reda sampai seseorang dengan berbelas kasih mengantarku pulang
dan menjemputku. Dua, Pergi melintasi jalan untuk naik bus dengan kondisi
lalu-lintas lenggang yang menyebabkan para pengendara itu melintas dengan
kencang, tanpa kacamata, dengan jarak pandang pendek seperti ini.
Dan akupun memilih opsi kedua. Tak mungkin aku berlama-lama
diam disini dalam keadaan basah kuyup seperti ini. Bisa-bisa aku sakit. Dan
diusir oleh petugas keamanan karena penampilan-ku yang sudah acak-acakan.
Akupun mulai melangkah-kan kaki bersiap untuk berlari melintasi
jalanan yang dipenuhi kendaraan yang melintas kencang. 1…….2…………3…………
Dan Aku berlari melintasi jalan untuk menghindari kendaraan
itu. Namun sayangnya, sedetik setelah aku memutuskan untuk berlari, sebuah truk
besar melaju kencang dari arah kiri-ku. Aku tak punya harapan.
Bugh…
Seseorang menarik tangan kanan-ku dan memeluk-ku hingga
tubuh-ku terhindar dari truk itu dan terlempar ke trotoar. Dan aku pun terjatuh
disamping seorang pria berbadan tinggi dan berisi.
“Hey, are you okay?” Tanya pria itu dengan tatapan khawatir
dan kaget.
“You know I’m not” Jawabku ketus masih kesal karena kalau dia
tidak menarik-ku tadi, pasti aku sudah mati. Dan masalahku hilang.
“wait for a while..” Dia malah pergi ke belakang-ku dan
meraih sebuah payung berwarna navy blue.
“Jadi, dimana rumah-mu? Let me take you home” Ujarnya sambil
tersenyum memandangiku dengan ekspresi ‘heycewekjelekmengenaskandipinggirjalan’.
“Gausah. Itu terlalu merepotkanmu.”
“Please? Kau tahu? Aku kan teman-mu juga. Jadi, apa salahnya
kan?”
“ok”
Lalu kami-pun berjalan dibawah payung biru ini, melewati
derasnya hujan sore ini.
“Rachel, sebenarnya apa yang sedang kamu lakukan barusan? Itu
bahaya banget tau gak? You can be die there.” Ucapnya
“Aku tahu.”
“Jadi kenapa kau lakukan itu? Is it because of him?” Tanyanya
dengan muka yang misterius.
“Who’s him?” Aku memang tidak tahu siapa yang dia maksud.
“you know, Adit. iyakan?”
“iya. Kau tahu dari mana? Dan memangnya penting untuk-mu
mengurusi masalahku?””
“Hey! Kan masih ada aku ra. Kau tahu aku akan selalu ada di
samping mu. Just call me”
“Kamu kan tak pernah bilang Lang! Lagipula, semua cowok sama
saja. Memilih orang yang jelas-jelas tidak lebih peduli padanya disbanding aku.
Apapun yang aku lakukan dia anggap sepele, walaupun itu menyangkut nyawanya. It
just not fair lang!”
Apa-apaan ini? Kenapa aku jadi emosi begini? Dasar Gilang!
Dia sama saja dengan si adit itu. Memangnya gampang membuat sakit hati-ku
hilang? Sakit. Sungguh sakit sekali kejadian tadi itu. Dan gilang
mengingatkan-ku kembali. Akupuun tak bisa menahan air mata keluar dari mataku. Bercucuran
berusaha menyaingi deras-nya hujan.
“Ra, aku berbeda. Apakah kau tidak melihat-ku selama ini? You
just didn’t notice this”
Apa maksud dia? Aku baru tersadar, payung yang sejak tadi dia
pegang sudah jatuh diatas trotoar yang sepi. Hujan terus saja menghujam
kepala-ku, dan itu membuat aku pusing sekali. Penglihatanku yang buruk semakin
menambah buram penglihatan-ku yang terganggu oleh kinerja otak-ku yang
berkurang karena aku pusing sekali. Sampai akhir nya semua perlahan berubah
gelap.
“Ra? Rara? Are you okay? You know I’m here for you. Aku sayang
kamu ra, Nggak seperti dia..” Hanya itu satu-satunya kalimat yang aku dengar
sesaat sebelum semua gelap total. Dan Pada saat itu pun Hujan menghapus seluruh
fikiran negative-ku tentangnya dan mengahapus kenangan dengan Adit seiring membesarnya
derai hujan sore hari ini…
cerpennya bagus :) isi ceritanya hampir sama apa yang kamu ceritain tadi ke aku so :), benar apa kebetulan ? =D
ReplyDeletemakasih nggi :) Umm, sebagian, terus dikembangin khayalan aku yang berlebihan --" haha :D
ReplyDelete