Siang
itu, seseorang memberitahuku tentang blog ini dan betapa ia menunggu tulisanku
lagi. Aku terkejut, tentu saja. Bisa dibilang hampir satu tahun (atau lebih?)
aku mengabaikan catatan virtualku ini. Ah ya! Akupun kaget ketika tahu jika
masih ada orang diluar sana yang membaca blog ku (Are you there? Anyone?)
karena pada awalnya aku hanya ingin menuliskan apa yang muncul di pikiran dan
mengubahnya menjadi sebuah tulisan agar aku bisa mengingatnya terus tanpa
berharap banyak orang akan membacanya. Well, mungkin aku berharap beberapa
orang akan membacanya. Let’s say *cough* dia *cough*.
Semua
orang pasti punya alasan untuk melakukan sesuatu, atau seseorang yang membuat
dia melakukan itu. Everyone has their own muse.
Inspirasinya masing-masing. Dan
pada saat itu, saat-saat aku aktif menuliskan apapun yang ingin aku curahkan,
alasan terbesar nya adalah dia. Si cowok
berkacamata. Dia selalu mendukung aku untuk menulis dan beberapa kali menjadi
pembaca pertamaku ketika aku ingin mempublikasikan suatu cerita. Dan ya, itu
bertahan beberapa tahun sampai sesuatu hal terjadi. Keinginanku untuk menulis
hilang begitu saja bersamaan dengan perginya si cowok berkacamata.
Huh,
bahkan sekarang aku mulai tidak percaya diri dengan tulisanku. Kemampuan kalau
tidak lama dipakai pasti akan hilang. Eh, memang sebelumnya kemampuan menulisku
cukup bagus ya? Aku rasa sih sama saja dengan sekarang, atau lebih parah
sekarang bisa kubilang. Mungkin aku terlalu banyak menulis essay tentang
perkembangan ekonomi dan prinsip-prinsip pemasaran dan bisnis mungkin ya? Haha
ok maaf, aku terlalu banyak bertanya. Mungkin sekarang aku akan bercerita
tentang kehidupanku satu tahun kebelakang.
Setahun
yang lalu mungkin aku sedang pusing-pusingnya belajar untuk menghadapi ujian
nasional dan tes untuk masuk ke universitas. Mendaftar kesana kemari berharap
ada yang menangkap mimpiku agar bisa diwujudkan di kampus mereka. Tapi ya,
mungkin usahaku pada saat itu kurang mungkin ya? I didn’t get any university
with the major I’d like to study. Well, ada sih hanya sangat disayangkan itu datang
dari universitas swasta. Well, bukan berarti mereka tidak cukup baik reputasi
nya. Tapi ini hanya kendala orangtuaku yang tidak mengizinkan aku untuk masuk
beberapa universitas tersebut. Dan sekarang, aku berakhir di sebuah perguruan
tinggi negeri dengan major yang berbeda dengan ekspetasi dan mimpiku di awal. Tapi
sebelum sampai kesana ada beberapa bulan menakjubkan yang aku lewati.
April,
kereta, malang, bromo, dan perjalanan yang cukup membuat kesenangan dan amarah
membucah pada waktu yang sama. Aku, Adam, Sveta, Arsyad dan 3 orang lain
memutuskan untuk pergi ke malang untuk mengisi liburan setelah UN. Dan
terimakasih untuk Sveta karena dia yang membuatku mendapatkan izin dari ibu dan
ayah (Thanks, sve! Just in case you read this post too haha). Banyak memori
yang benar-benar menakjubkan disana. Berpuluh-puluh jam mengahabiskan waktu
dijalan, dari Jawa Barat sampai Jawa Timur. Dinginya puncak pananjakan Bromo
pada pukul 2 malam, menghabiskan waktu semalaman di jeep karena tenda yang
tidak bisa berkompromi, susu jahe ter-enak sepanjang hidup, dan dini hari yang
indah dengan taburan bintang-bintang di langit yang sedang cerah, galaksi
bimasakti, dan momen yang benar-benar membuat hatiku hangat. Aku sangat suka
bintang, dan pemandangan pada dini hari itu membuatku lebih memujanya,
bersyukur karena aku masih bisa hidup dan tinggal dibawah ciptaan-Nya yang
sangat indah itu. Dan membuatku lebih bersyukur karena salah satu dari mimpiku
sudah bisa aku hilangkan dari daftar keinginanku karena sudah terlaksana. Haha,
ini terlalu berlebihan. Tapi bintang dan dia selalu punya korelasi yang indah
yang membuatku jadi manusia yang berlebihan. Berlebihan tersenyum, mata yang
terlalu berbinar, you name it.
Dari
puncak gunung sampai ke dataran rendah, pantai. Ransel berat yang harus aku
pikul sampai tujuan memang sedikit menyusahkan. Siapa sangka perjalanan untuk
mencapai suatu laguna dalam pulau bisa begitu menyulitkan. 1 Jam menyebrang
dari satu pulau ke pulau lain, dan 4 jam untuk mencapai laguna tersebut. Cuaca
yang memangsedang tidak bersahabat berhasil menghambat kami untuk mencapai tujuan. Dan kamipun
melewatkan matahari terbenam terjebak di dalam hutan. Tapi perjalanan kami
terbayar ketika sampai disana bulan purnama menyambut kami dengan terangnya
yang terbias di lautan. Dan untuk pertama kalinya Aku berenang di lautan pada
malam hari di bawah sinar bulan! Aku pernah melihat adegan tersebut di sebuah
film dan tidak menyangka kalau suatu saat nanti bisa melakukan hal yang sama,
haha. Tapi aku serius! Ini pengalaman yang tidak akan pernah aku lakukan.
Ketenangan yang aku dapatkan berenang di laut pada malam hari bercampur dengan
gelombang adrenalin yang aku rasakan karena siapa tahu ada binatang menyeramkan
di dalam laut, hii!
Dan
ya, setelah menikmati berenang dan berendam dalam laut selama beberapa jam
tiba-tiba hujan turun dengan deras dan angin berhembus dengan kencangnya. Dan
ternyata, hujan dan angina itu berubah menjadi badai. Tenda-tenda banyak yang
hampir berterbangan dan petir menyambar dengan menakutkan. Aku lupa kronologis
yang terjadi pada malam itu karena pada keesokan pagi nya kami terburu-buru
pulang untuk mengejar kereta kembali ke Jakarta. Ah, mungkin nanti aku akan
membuat post khusus ceritaku di Malang dan Probolinggo.
Kembali
ke kehidupan akademis. Aku akhirnya berakhir di sebuah perguruan tinggi di
Bandung dengan jurusan Manajemen Pemasaran Internasional. Pada awalnya jujur
aku merasa kesal dan underestimate kampusku. Kurang ajar memang, haha. Dan itu
berubah seiring nya waktu. Mulai ospek hari pertama sampai ke empat
perkembangan ‘penerimaan’ diri lebih meningkat. Dan pada hari terakhir aku
menangis, menyadari betapa tidak bersyukurnya aku meremehkan sesuatu tanpa
alasan.
Teman
satu kelas yang gila sekaligus pintar (awalnya aku kira aku over qualified
disini dan ternyata salah L),
Lingkungan yang membuatmu benar-benar nyaman, lalu mata kuliah yang memang kamu
sangat tertarik. Dosen nya pun ternyata kebanyakan baru selesai menyelesaikan
program master nya di beberapa universitas ternama di luar negeri. Terlebih
lagi, ada diskusi menarik setiap minggu dan project tahunan yang benar-benar
mengasah kemampuanku.
Kamu
tahu, pada awalnya aku malas ber oorganisasi dan terlihat menonjol di kampus
baruku. Tapi ya, insting dan kenyataan berkata lain. Aku kembali aktif ber
organisasi walaupun agak sedikit
terlambat mengingat yang lain sudah memulainya sejak awal.
Tapi
terkadang aku berfikir, menjalani sesuatu yang berlainan dari mimpi kita tanpa
suatu usaha tambahan apa bisa dibilang menyerah pada mimpi? Satu-satunya
fikiran yang membuatku merasa bersalah setiap waktu. Bingung, tentu saja.
Bayangkan saja, aku sudah merasa nyaman berada di lingkunganku yang sekarang.
Tapi hanya itu? Apakah aku harus berada di zona nyaman ini atau mencoba lebih
dengan resiko yang akan lebih sakit nantinya?
Ahh,
berbicara masalah kehidupan memang tidak akan pernah berakhir. Pilihan yang
ditawarkan tuhan memang sangat membingungkan. Banyak yang menggiurkan. Kamu
tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi sampai kamu mencoba nya, bukan?
Hari
ini masih liburan, tapi tugas laporan masih mengejar-ngejar di belakangku. Waktu pun tidak mau berbagi.
Sampai bertemu di kiriman selanjutnya!
27 Desember 2015
hsf
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete