Sunday, December 27, 2015

Sepotong Kehidupan Satu Tahun Kebelakang

 
 
   Siang itu, seseorang memberitahuku tentang blog ini dan betapa ia menunggu tulisanku lagi. Aku terkejut, tentu saja. Bisa dibilang hampir satu tahun (atau lebih?) aku mengabaikan catatan virtualku ini. Ah ya! Akupun kaget ketika tahu jika masih ada orang diluar sana yang membaca blog ku (Are you there? Anyone?) karena pada awalnya aku hanya ingin menuliskan apa yang muncul di pikiran dan mengubahnya menjadi sebuah tulisan agar aku bisa mengingatnya terus tanpa berharap banyak orang akan membacanya. Well, mungkin aku berharap beberapa orang akan membacanya. Let’s say *cough* dia *cough*.

                Semua orang pasti punya alasan untuk melakukan sesuatu, atau seseorang yang membuat dia melakukan itu. Everyone has their own muse. Inspirasinya masing-masing. Dan pada saat itu, saat-saat aku aktif menuliskan apapun yang ingin aku curahkan, alasan terbesar nya adalah dia.  Si cowok berkacamata. Dia selalu mendukung aku untuk menulis dan beberapa kali menjadi pembaca pertamaku ketika aku ingin mempublikasikan suatu cerita. Dan ya, itu bertahan beberapa tahun sampai sesuatu hal terjadi. Keinginanku untuk menulis hilang begitu saja bersamaan dengan perginya si cowok berkacamata.

                Huh, bahkan sekarang aku mulai tidak percaya diri dengan tulisanku. Kemampuan kalau tidak lama dipakai pasti akan hilang. Eh, memang sebelumnya kemampuan menulisku cukup bagus ya? Aku rasa sih sama saja dengan sekarang, atau lebih parah sekarang bisa kubilang. Mungkin aku terlalu banyak menulis essay tentang perkembangan ekonomi dan prinsip-prinsip pemasaran dan bisnis mungkin ya? Haha ok maaf, aku terlalu banyak bertanya. Mungkin sekarang aku akan bercerita tentang kehidupanku satu tahun kebelakang.

                Setahun yang lalu mungkin aku sedang pusing-pusingnya belajar untuk menghadapi ujian nasional dan tes untuk masuk ke universitas. Mendaftar kesana kemari berharap ada yang menangkap mimpiku agar bisa diwujudkan di kampus mereka. Tapi ya, mungkin usahaku pada saat itu kurang mungkin ya? I didn’t get any university with the major I’d like to study. Well, ada sih hanya sangat disayangkan itu datang dari universitas swasta. Well, bukan berarti mereka tidak cukup baik reputasi nya. Tapi ini hanya kendala orangtuaku yang tidak mengizinkan aku untuk masuk beberapa universitas tersebut. Dan sekarang, aku berakhir di sebuah perguruan tinggi negeri dengan major yang berbeda dengan ekspetasi dan mimpiku di awal. Tapi sebelum sampai kesana ada beberapa bulan menakjubkan yang aku lewati.

                April, kereta, malang, bromo, dan perjalanan yang cukup membuat kesenangan dan amarah membucah pada waktu yang sama. Aku, Adam, Sveta, Arsyad dan 3 orang lain memutuskan untuk pergi ke malang untuk mengisi liburan setelah UN. Dan terimakasih untuk Sveta karena dia yang membuatku mendapatkan izin dari ibu dan ayah (Thanks, sve! Just in case you read this post too haha). Banyak memori yang benar-benar menakjubkan disana. Berpuluh-puluh jam mengahabiskan waktu dijalan, dari Jawa Barat sampai Jawa Timur. Dinginya puncak pananjakan Bromo pada pukul 2 malam, menghabiskan waktu semalaman di jeep karena tenda yang tidak bisa berkompromi, susu jahe ter-enak sepanjang hidup, dan dini hari yang indah dengan taburan bintang-bintang di langit yang sedang cerah, galaksi bimasakti, dan momen yang benar-benar membuat hatiku hangat. Aku sangat suka bintang, dan pemandangan pada dini hari itu membuatku lebih memujanya, bersyukur karena aku masih bisa hidup dan tinggal dibawah ciptaan-Nya yang sangat indah itu. Dan membuatku lebih bersyukur karena salah satu dari mimpiku sudah bisa aku hilangkan dari daftar keinginanku karena sudah terlaksana. Haha, ini terlalu berlebihan. Tapi bintang dan dia selalu punya korelasi yang indah yang membuatku jadi manusia yang berlebihan. Berlebihan tersenyum, mata yang terlalu berbinar, you name it.

                Dari puncak gunung sampai ke dataran rendah, pantai. Ransel berat yang harus aku pikul sampai tujuan memang sedikit menyusahkan. Siapa sangka perjalanan untuk mencapai suatu laguna dalam pulau bisa begitu menyulitkan. 1 Jam menyebrang dari satu pulau ke pulau lain, dan 4 jam untuk mencapai laguna tersebut. Cuaca yang memangsedang tidak bersahabat berhasil menghambat  kami untuk mencapai tujuan. Dan kamipun melewatkan matahari terbenam terjebak di dalam hutan. Tapi perjalanan kami terbayar ketika sampai disana bulan purnama menyambut kami dengan terangnya yang terbias di lautan. Dan untuk pertama kalinya Aku berenang di lautan pada malam hari di bawah sinar bulan! Aku pernah melihat adegan tersebut di sebuah film dan tidak menyangka kalau suatu saat nanti bisa melakukan hal yang sama, haha. Tapi aku serius! Ini pengalaman yang tidak akan pernah aku lakukan. Ketenangan yang aku dapatkan berenang di laut pada malam hari bercampur dengan gelombang adrenalin yang aku rasakan karena siapa tahu ada binatang menyeramkan di dalam laut, hii!



                Dan ya, setelah menikmati berenang dan berendam dalam laut selama beberapa jam tiba-tiba hujan turun dengan deras dan angin berhembus dengan kencangnya. Dan ternyata, hujan dan angina itu berubah menjadi badai. Tenda-tenda banyak yang hampir berterbangan dan petir menyambar dengan menakutkan. Aku lupa kronologis yang terjadi pada malam itu karena pada keesokan pagi nya kami terburu-buru pulang untuk mengejar kereta kembali ke Jakarta. Ah, mungkin nanti aku akan membuat post khusus ceritaku di Malang dan Probolinggo.

                Kembali ke kehidupan akademis. Aku akhirnya berakhir di sebuah perguruan tinggi di Bandung dengan jurusan Manajemen Pemasaran Internasional. Pada awalnya jujur aku merasa kesal dan underestimate kampusku. Kurang ajar memang, haha. Dan itu berubah seiring nya waktu. Mulai ospek hari pertama sampai ke empat perkembangan ‘penerimaan’ diri lebih meningkat. Dan pada hari terakhir aku menangis, menyadari betapa tidak bersyukurnya aku meremehkan sesuatu tanpa alasan.

                Teman satu kelas yang gila sekaligus pintar (awalnya aku kira aku over qualified disini dan ternyata salah L), Lingkungan yang membuatmu benar-benar nyaman, lalu mata kuliah yang memang kamu sangat tertarik. Dosen nya pun ternyata kebanyakan baru selesai menyelesaikan program master nya di beberapa universitas ternama di luar negeri. Terlebih lagi, ada diskusi menarik setiap minggu dan project tahunan yang benar-benar mengasah kemampuanku.

                Kamu tahu, pada awalnya aku malas ber oorganisasi dan terlihat menonjol di kampus baruku. Tapi ya, insting dan kenyataan berkata lain. Aku kembali aktif ber organisasi walaupun agak sedikit  terlambat mengingat yang lain sudah memulainya sejak awal.

                Tapi terkadang aku berfikir, menjalani sesuatu yang berlainan dari mimpi kita tanpa suatu usaha tambahan apa bisa dibilang menyerah pada mimpi? Satu-satunya fikiran yang membuatku merasa bersalah setiap waktu. Bingung, tentu saja. Bayangkan saja, aku sudah merasa nyaman berada di lingkunganku yang sekarang. Tapi hanya itu? Apakah aku harus berada di zona nyaman ini atau mencoba lebih dengan resiko yang akan lebih sakit nantinya?

                Ahh, berbicara masalah kehidupan memang tidak akan pernah berakhir. Pilihan yang ditawarkan tuhan memang sangat membingungkan. Banyak yang menggiurkan. Kamu tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi sampai kamu mencoba nya, bukan?

                Hari ini masih liburan, tapi tugas laporan masih mengejar-ngejar  di belakangku. Waktu pun tidak mau berbagi. Sampai bertemu di kiriman selanjutnya!

 
27 Desember 2015
hsf

 

1 comment: